MANFAAT MARMER BAGI MASYARAKAT CIGUNUNG
JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Geologi Lingkungan dan Sumber Daya
Oleh,
II WAHIDAH
092170141
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2011
ABSTRAK
Sumber daya alam di Indonesia sangat banyak, salah satunya adalah marmer yang merupakan hasil metamorfose regional ataupun metamorfose kontak dari jenis batu gamping. Marmer termasuk ke dalam batuan metamorf. Marmer tergolong bahan galian industry golongan A yaitu bahan halian vital. Marmer juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu klasifikasi marmer berdasarkan teksturnya, dan juga klasifikasi marmer berdasarkan daya aus dasn kekuatan tekannya. Banyak manfaat yang bisa didapat dari marmer, khususnya bagi masyarakat Cigunung marmer memberikan manfaat yang sangat besar karena mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dari batu.
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, yang bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu sumber daya alam yang terdapat di Indonesia adalah galian industry yaitu batu. Batu adalah suatu benda yang terdiri dari berbagai campuran mineral yang berasal dari magma. Batuan terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Batuan beku, yaitu batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma yang berasal dari dalam perut bumi yang naik menuju permukaan dan membeku dipermukaan menjadi batuan padat.
2. Batuan sedimen yaitu batuan yang terbentuk oleh proses pengendapan mineral dan partikel-partikel batuan. Pada umumnya batuan sedimen membentuk susunan yang berlapis-lapis.
3. Batuan metamorf yaitu batuan yang mengalami perubahan dari batuan induknya, akibat pengaruh temperature, tekanan, ataupun keduanya serta larutan yang aktif secara kimia.
Di Indonesia cukup banyak terdapat batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf yang berumur pra tresier sampai warteri sebagai akibat proses geologi yang telah berlangsung jutaan tahun. Secara keseluruhan menghasilkan berbagai jumlah bahan galian industri yang cukup banyak, namun secara setempat mempunyai jumlah yang mungkin sangat terbatas. Salah satu contohnya batu marmer.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Marmer
Marmer adalah batuan kristal kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih yang disusun oleh mineral kalst. Marmer disebut juga marble,atau batu pualam. Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping, yang dipengaruh oleh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut sehingga membentu berbagai foliasi mapun non foliasi . dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu Marmer ini ialah mineral kalsit (30%). Komposisi mineral pada batu Marmer ini terdapat mineral-mineral kuarsa. Pada batu Marmer memiliki petrogenesa batuannya merupakan batuan marmer ini terbentuk dari kristal –kristal kalsit yang merupakan proses metamorfisme pada batu gamping. Batuan ini padat, kompak dan massive, dapat terjadi karena metamorfosa kontak / regional Pada umumnya warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang membuat batu marmer tersebut menjadi menarik dan mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. mineral pengotor yang terdapat dalam batu marmer antara lain; grafit yang member warna hitam kecoklatan, pyrite, ilmenit member warna coklat kemerahan. selain itu terdapat juga mineral dolomite, kuarsit, mika, khlorit,plagioklasit, epidoten, diopsit, piroksen, tremolit walaupun jumlah yang ditemukan hanya sedikit. Marmer adalah sala satu jenis batuan metamorf yang dihasilkan dari regional atau, jarang, hubungi metamorphism dari batuan sedimen karbonat (baik batu kapur atau dolomit) atau yang lebih tua metamorphism dari marmer dan termasuk bahan galian industry golongan A (bahan galian pital).
Marmer putih merupakan hasil yang murni dari metamorphism kapur. Karakteristik swirls dan vena dari banyak varietas marmer berwarna biasanya disebabkan oleh berbagai mineral kotoran seperti tanah liat, lumpur, pasir, besi oksida, atau certa yang awalnya hadir sebagai biji-bijian atau lapisan dalam batu kapur. Warna hijau sering disebabkan oleh berbelit-belit yang dihasilkan dari batu kapur magnesium awalnya tinggi atau silika dolostone dengan kotoran. Berbagai kotoran telah dimobilisasi dan recrystallized oleh tekanan dan panas dari metamorphism. Marmer putih itu berharga untuk penggunaannya di patung sejak zaman klasik. Preferensi ini harus dilakukan dengan kelembutan dan relatif isotropy dan homogenitas, dan relatif tahan terhadap pecah. Juga, rendahnya indeks bias kalsit memungkinkan cahaya untuk menembus beberapa milimeter ke dalam batu sebelum tersebar ke luar, sehingga karakteristik "lilin" pandangan yang memberikan "kehidupan" kepada patung-patung marmer tubuh manusia. Tidak berwarna atau berwarna terang kelereng sumber yang sangat murni kalsium karbonat, yang digunakan dalam berbagai industri. Tanah halus marmer atau kalsium karbonat bubuk adalah komponen kertas, dan produk- produk konsumen seperti pasta gigi, plastik, dan cat. Ground kalsium karbonat dapat dibuat dari batu kapur, kapur, dan marmer; sekitar tiga-perempat dari kalsium karbonat tanah di seluruh dunia adalah terbuat dari marmer. Tanah kalsium karbonat digunakan sebagai lapisan pigmen untuk kertas karena kecerahan yang tinggi dan sebagai pengisi kertas karena memperkuat lembaran dan menanamkan kecerahan tinggi. Tanah kalsium karbonat digunakan dalam produk konsumen seperti bahan tambahan makanan, dalam pasta gigi, dan sebagai pengisi inert dalam bentuk pil. Digunakan dalam plastik karena menanamkan kekakuan, dampak kekuatan, stabilitas dimensi, dan konduktivitas termal. Digunakan dalam cat karena pengisi yang baik dan professional, memiliki kecerahan tinggi, dan tahan cuaca. Namun, pertumbuhan permintaan kalsium karbonat tanah dalam dekade terakhir ini kebanyakan karena pigmen dalam lapisan kertas. Kalsium karbonat juga dapat dikurangi di bawah panas tinggi kalsium oksida (juga dikenal sebagai "jeruk nipis"), yang memiliki banyak aplikasi termasuk menjadi komponen utama dari banyak bentuk semen. Marmer yang telah dipoles sangat baik untuk didnding maupun lantai, selain itu juga dapat dibuat sebagai barang hiasan seperti patung ataupun meja.
B. Klasifikasi Marmer
Bukan hanya batuan saja yang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, berdasarkan mineral pembentuknya dan proses pembentukan batuan itu. Marmer yang merupakan batu jenis metamorf, juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian.
a) Berdasarkan teksturnya, marmer dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu:
1. Statuary Marble
Statuary Marble adalah marmer yang memiliki tekstur lembut dan warnanya putih bersih.
2. Archirestural Marble
Yaitu marmer yang memiliki warna, tekstur, mutu serta kekuatan yang bagus.
3. Ornamental Marble
Yaitu marmer yang memiliki warna yang indah dan bervariasi.
4. Onix Marble
Adalah marmer yang memiliki kandungan mineral dolomite atau arorganit, yang menyebabkan marmer ini memiliki warna yang transparan.
5. Cipdin Marble
Adalah marmer yang mempunyai tekstur halus dan memiliki segi tidak teratur.
6. Ruin Marble
Adalah marmer yang mempunyai tekstur halus dan memiliki segi tidak teratur.
7. Breccia Marble
Merupakan marmer yang memiliki tekstur kasar dan persegi.
8. Shell Marble
Yaitu marmer yang mengandung fosil.
b) Berdasarkan daya aus dan kekuatan tekan marmer terbagi menjadi 4 kelas yaitu kelas satu, kelas dua, kelas tiga dan kelas empat.
Tabel daya aus dan kekuatan tekan marmer
Kelas | Daya aus (mm/menit) | Kuat tekan (kg/cm²) |
1 2 3 4 | < 0.100 0.100 – 0.130 0.130 – 0.160 < 0.160 | 1500 – 2000 1200 – 1400 990 – 1100 300 – 800 |
Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah potong terhadap pola tekstur, bentuk penggunaan dan juga teknik polesan (polishing). Kualitas marmer akan mengalami penurunan apabila marmer itu mengalami retak atau yang biasa disebut retakan rambut. Retakan rambut biasanya terjadi pada marmer yang sudah dipoles. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar kita dapat mengetahui adanya retakan rambut pada marmer yaitu dengan meneteskan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus.
Marmer merupakan salah satu batu yang tidak tahan akan asam ataupun air hujan. Oleh sebab itu, barang ataupun bahan yang terbuat dari marmer hendaknya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan pada barang tahan lama.
C. Tempat ditemukannya Marmer
Sumber daya alam di Indonesia memang tergolong beragam seperti sumber daya alam bahan galian industri yaitu salah satunya adalah marmer. Marmer dapat ditemukan di belahan bumi Indonesia yaitu di:
· Sumatera: tepatnya daerah P. Nias dan Tapanuli.
· Jawa Tengah: di daerah Banjarnegara yaitu di Gunung Kudo, Gunung Bernal, Buku Jiwo, dan Djokotua Bayak Klaten.
· Jawa Timur: Daerah Panggul, Tulungagung, Campur Darat.
· Sulawesi yaitu daerah sekitar Tonasa.
· Irian Jaya.
· Jawa Barat.
Di Jawa Barat terdapat marmer, salah satunya di kampong Nangeler Desa Cigunung Kec. Parungponteng Kab. Tasikmalaya. Marmer yang ada di Cigunung merupakan sebagian kecil dari sumber daya alam yang terdapat di Indonesia yang memberikan manfaat bagi manusia, khususnya bagi masyarakat desa Cigunung. Di temukannya marmer di desa ini membuat mata pencaharian masyarakat setempat menjadi bertambah. Selain menjadi petani mereka juga menambang yaitu menambang batu, salah satunya marmer. Desa Cigunung yang merupakan sebagian wilayah terdapat banyak batuan salah satunya seflit dan marmer.
Marmer yang ada di Cigunung merupakan marmer yang memiliki warna putih. Marmer yang terbentuk sebagian akibat metamorfosa regional ataupun metamorfose kontak. Pada metamorfose kontak tingkat metamorfosenya bertahan makin rendah apabila menjauhi intrusi batuan beku. Oleh karenanya masih sering terlihat struktur asli dari batu gampingnya. Kenampakan demikian yang menunjukan batu gamping sudah berubah menjadi meta sedimen. Gradasi metamorfose yang demikian tidak akan di dapat pada marmer yang terjadi sebagian akibat proses metamorfose regional.
D. Cara Pengolahan dan Penambangan Marmer di Desa Cigunung
Sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran yang paling sempurna disbanding dengan makhluk lain, manusia akan melakukan berbagai cara ataupun tehnik untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menambang marmer, mulai dari cara tradisional yang menggunakan peralatan sederhana dengan menggunakan gergaji yang diawali dengan pembuatan lubang, ataupun menggunakan metode penambangan dengan system kuar berjenjang, yang pasti akan mencegah kerusakan.
Selain cara tradisional, penambangan dapat dilakukan dengan cara modern salah satunya adalah pengeboran. Penambangan dengan cara seperti ini biasanya menggunakan peralatan-peralatan yang berat, dan cara ini tergolong cepat karena tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak butuh banyak orang untuk bisa mengambil marmer tersebut. Selain memberikan keuntungan, penambangan secara modern akan memberikan kerugian salah satunya batu yang ditambang akan cepat habis.
Pada sekarang ini kebanyakan penambangan dilakukan dengan cara modern, seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga tercipta peralata-peralatan yang dapat mempermudah proses penambangan agar bisa lebih cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Teknologi memang sudah maju pada sekarang ini, tapi masyarakat desa Cigunung tetap memilih cara penambangan dilakukan secara tradisional. Mereka menggunakan peralatan yang sederhana seperti pahat, gergaji ataupun alat-alat tradisional lainnya untuk mengambil batu marmer. Dengan cara seperti itu marmer yang ada tidak cepat habis karena cara pengambilannya sedikit sedikit dan memerlukan waktu yang lama untuk bisa mendapatkan marmer tersebut. Ada beberapa alasan yang membuat masyarakat setempat tetap mempertahankan penambangan secara tradisional, salah satunya karena tidak adanya alat-alat berat, selain itu juga mereka meyakini bahwa dengan cara penambangan seperti itu maka batu-batu yang ada tidak akan habis. Cara penambangan tradisional memiliki kelebihan salah satunya tersedianya lanpangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Karena penambangan tradisional memerlukan banyak orang dan tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan yang berakibat patal bagi wilayah disekitar penambangan. Adapun kerugian dari penambangan tradisional yaitu tergolong lambat dalam memproduksi bangan karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
E. Manfaat Marmer Bagi Kehidupan Desa Cigunung
Pada dasarnya setiap benda yang diciptakan dimuka bumi ini pasti memiliki manfaat bagi manusia. Seberapa besar manfaatnya itu tergantung kepada sejauh mana manusia bisa mengolah semua itu sehingga bisa memberikan manfaat yang besar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Begitu juga dengan marmer, banyak manfaat yang bisa didapat dari marmer, seperti masyarakat di desa Cigunung yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dari sebuah batu. Masyarakat di daerah ini bergantung kepada penghasilan dari batu khususnya marmer tentunya selain dari pertanian.
Banyak manfaat yang bisa kita dapat dari marmer yaitu dapat dijadikan bahan bangunan contohnya ubin, bahan industri rumah tangga seperti meja, ataupun bisa dibuat hiasan yang pastinya memiliki keindahahan yang bisa menarik kita untuk melihatnya serta memiliki nilai jual yang tinggi. Marmer memberikan kehidupan bagi masyarakat kampung Nangeler yaitu desa Cigunung.
Masyarakat Cigunung kebanyakan mengolah marmer menjadi barang industri rumah tangga. Mulai membuat meja, hiasan, pot bunga, pas poto ataupun ubin. Masyarakat setempat lebih memilih mengolah sendiri. Selain menambang dengan cara tradisional, masyarakat juga mengolah sendiri marmer-marmer itu menjadi barang jadi yang sudah siap dipasarkan. Dengan cara seperti ini masyarakat bisa mendapatkan keuntungan yang banyak, mulai dari mengurangi pengangguran, karena tersedianya lapangan pekerjaan. Pengambilan marmer dengan menggunakan alat-alat sederhana membuat marmer tidak cepat habis dan tidak merusak lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sumber daya alam dan manusia tidak bisa disebabkan karena manusia tergantung pada sumber daya alam untuk bisa hidup di dunia ini. Setiap orang pasti memerlukan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati ataupun sumber daya alam non hayati. Begitu juga dengan masyarakat Cigunung yang memanfaatkan marmer untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Oleh sebab itu, kita manusia harus pintar-pintar dan lebih selektif lagi dalam memanfaatkan sumber daya alam. Jangan sampai sumber daya alam yang tersedia itu habis, karena apabila sumber daya alam ini habis maka kehidupan pun akan hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi, (2009). Bahan Galian Industri, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Munir, M.(2003). Geologi Lingkungan, Malang : Bayumedia Publishing.